Dalam kimia organik, gugus karbonil adalah sebuah gugus fungsi yang terdiri dari sebuah atom karbon yang berikatan rangkap dengan sebuah atom oksigen: C=O.
Istilah karbonil juga dapat merujuk pada karbon monoksida sebagai sebuah ligan pada senyawa anorganik atau kompleks organologam (misalnya nikel karbonil); dalam situasi ini, karbon berikatan rangkap tiga dengan oksigen C≡O.
Istilah karbonil juga dapat merujuk pada karbon monoksida sebagai sebuah ligan pada senyawa anorganik atau kompleks organologam (misalnya nikel karbonil); dalam situasi ini, karbon berikatan rangkap tiga dengan oksigen C≡O.
Sebelum
kita masuk ke diskusi tentang siklik hemiacetals dan hemiacetals, hanya
cepat ingat bagaimana mereka terbentuk. Mereka terbentuk ketika atom
oksigen alkohol menambahkan karbon karbonil Aldehida atau keton. Hal ini
terjadi melalui serangan nukleofilik kelompok hidroksil di gugus
karbonil elektrofilik. Karena alkohol nucleophiles lemah, serangan
karbon karbonil biasanya dipromosikan oleh protonation oksigen karbonil.
Ketika reaksi ini berlangsung dengan Aldehida, produk yang disebut
'hemiacetal'; dan ketika reaksi ini berlangsung dengan keton, produk
disebut sebagai 'hemiketal'.
Reaksi atas mencontohkan pembentukan hemiacetal tensil. Ini intrinsik tidak stabil dan cenderung mendukung Aldehida.
Molekul (Aldehida atau keton), yang mengandung alkohol dan gugus karbonil, sebaliknya dapat mengalami reaksi intramolecular untuk membentuk hemiacetal siklik / hemiketal. Ini, sebaliknya, lebih stabil dibandingkan dengan tensil hemiacetals/hemiketals. Stabilitas siklik hemiacetals/hemiketals sangat tergantung pada ukuran ring, dimana 5 & 6 beranggota cincin umumnya yang disukai.
Intramolecular hemiacetal dan hemiketal pembentukan sering ditemui dalam kimia gula. Hanya untuk memberikan sebuah contoh: dalam larutan, ~ 99% glukosa ada dalam bentuk hemiacetal siklik dan hanya 1% dari glukosa yang ada dalam bentuk terbuka.
Sebuah cincin yang membentuk reaksi atau cincin-penutupan reaksi dalam kimia organik adalah istilah umum untuk berbagai reaksi yang memperkenalkan satu atau lebih cincin ke molekul. Heterocycle yang membentuk reaksi adalah satu reaksi yang memperkenalkan heterocycle baru. [ [2] penting kelas cincin membentuk reaksi meliputi annulations [3] dan cycloadditions.
Cincin bernama membentuk reaksi
Reaksi pembentukan cincin bernama meliputi (tidak lengkap):
Azide-alkyne Huisgen dienae
Reaksi Bischler-Napieralski
Sintesis karbazol Margna
Danheiser annulation
Reaksi Diels-Alder
Fischer indole sintesis
Larock indole sintesis
Sintesis Paal-Knorr
Reaksi Pictet-Spengler
Reaksi Pomeranz-Fritsch
Penutupan cincin metatesis
Robinson annulation
Reaksi Skraup
Reaksi atas mencontohkan pembentukan hemiacetal tensil. Ini intrinsik tidak stabil dan cenderung mendukung Aldehida.
Molekul (Aldehida atau keton), yang mengandung alkohol dan gugus karbonil, sebaliknya dapat mengalami reaksi intramolecular untuk membentuk hemiacetal siklik / hemiketal. Ini, sebaliknya, lebih stabil dibandingkan dengan tensil hemiacetals/hemiketals. Stabilitas siklik hemiacetals/hemiketals sangat tergantung pada ukuran ring, dimana 5 & 6 beranggota cincin umumnya yang disukai.
Intramolecular hemiacetal dan hemiketal pembentukan sering ditemui dalam kimia gula. Hanya untuk memberikan sebuah contoh: dalam larutan, ~ 99% glukosa ada dalam bentuk hemiacetal siklik dan hanya 1% dari glukosa yang ada dalam bentuk terbuka.
Sebuah cincin yang membentuk reaksi atau cincin-penutupan reaksi dalam kimia organik adalah istilah umum untuk berbagai reaksi yang memperkenalkan satu atau lebih cincin ke molekul. Heterocycle yang membentuk reaksi adalah satu reaksi yang memperkenalkan heterocycle baru. [ [2] penting kelas cincin membentuk reaksi meliputi annulations [3] dan cycloadditions.
Cincin bernama membentuk reaksi
Reaksi pembentukan cincin bernama meliputi (tidak lengkap):
Azide-alkyne Huisgen dienae
Reaksi Bischler-Napieralski
Sintesis karbazol Margna
Danheiser annulation
Reaksi Diels-Alder
Fischer indole sintesis
Larock indole sintesis
Sintesis Paal-Knorr
Reaksi Pictet-Spengler
Reaksi Pomeranz-Fritsch
Penutupan cincin metatesis
Robinson annulation
Reaksi Skraup
Bagian
carbanion ylid fosfonium bertindak sebagai nucleophile, dan serangan
kelompok cabonyl Sikloheksanon. Ini menghasilkan oksigen bermuatan
negatif yang kemudian dapat menyerang fosfor yang bermuatan positif,
memberikan empat-beranggota cincin yang disebut oxaphosphetane.
Struktur cincin ini tidak stabil dan bisa runtuh dengan cara yang membentuk dua ikatan rangkap. Mekanisme yang terpadu dan memberikan alkena yang merupakan produk, bersama dengan fosfin oksida yang menyediakan kekuatan pendorong termodinamika.
Struktur cincin ini tidak stabil dan bisa runtuh dengan cara yang membentuk dua ikatan rangkap. Mekanisme yang terpadu dan memberikan alkena yang merupakan produk, bersama dengan fosfin oksida yang menyediakan kekuatan pendorong termodinamika.
Pada reaksi pembentukan cincin karbonil dapat direaksikan dengan gugus siklik ataupun benzena, berikut ini adalah contohnya:
– Reaksi benzena dengan mensubstitusi atom H oleh gugus asil
– Gugus
asil adalah gugus yang diturunkan dari asam benzoat (—COOH) dengan
menghilangkan gugus hidroksil-nya (—OH) dan diberi nama akhiran -oil
– Menggunakan katalis AlCl3
– Hasil akhir (produk) berupa benzena dengan gugus keton yang berikatan dengan gugus metil.
Dalam reaksi pembentukan cincin pada senyawa karbonil, salah satunya dikenal reaksi Diels-Alder.
Reaksi
di atas dianamakan reaksi sikloadisi Diels-Alder. dalam reaksi ini
membentuk 2 ikatan karbon - karbon dalam satu tahap dan merupakan metode
umum untuk membuat molekul siklik. Dalam reaksi ini, 2 reaktan bereaksi
bersama sama melalui bentuk transisi siklik yang mana dua ikatan C-C
baru terbentuk dalam waktu yang sama.
Reaksi
ini terjadi paling cepat jika senyawa alkena, atau dienophile, memiliki
gugus subtituen penarik elektron. oleh karenanya, etilen sendiri akan
berekasi dengan lambat, tetapi propenal, etil propenoat, benzoquinon ,
dan senyawa yang mirip sangat lah tinggi reaktivitasnya.
Pada
semua kasus, ikatan rangap 2 ataupun tiga dari dienophile berdekatan ke
karbon yang terpolarisasi positif dari substitueun penarik elektron.
sebagai hasilnya, karbon rangkap 2 pada substansi ini menjadi kurang
kaya elektron diabndingkan karbon pada etilen. Jadi,
potensial elektrostatik dari etilen, propenal, dll menunjukkan bahwa
gugus penarik elektron menyebabkan karbon ikatan rangkap 2 menjadi
kurang kaya elektron.
Reaksi Diels-Alder
Reaksi
Diels-Alder merupakan salah satu cara membuat cincin pada sintesis
organik. Reaksi Diels-Alder berlangsung antara diena terkonjugasi (1)
dengan suatu dienofil (2). Selain alkena, alkuna (3) juga dapat
bertindak sebagai dienofil.
Adanya gugus penarik elektron pada dienofil akan menyebabkan reaksi semakin mudah berlangsung. Reaksi
ini bersifat regioselektif dan stereoselektif karena proses pembentukan
cincin berlangsung dalam satu tahap sehingga tidak ada waktu untuk
berotasi. Trans dienofil akan memberikan produk trans, dan begitu sebaliknya untuk cis dienofil
Pada
reaksi Diels-Alder biasanya terdapat istilah produk ekso dan produk
endo. Istilah ini mengacu pada hubungan antara gugus penarik elektron
dan dienofil terhadap ikatan rangkap pada cincin sikloheksena yang baru
terbentuk. Dalam praktek, produk endo umumnya lebih dominan karena
merupakan produk kinetik, sementara produk ekso yang lebih stabil
merupakan produk termodinamik.
Mekanisme Reaksi Adisi Siklo (Diels-Alder)
Reaksi
adisi siklo (Diels Alder) merupakan reaksi antara diena terkonjugasi
dengan suatu dienofil. Dalam hal ini, reaksi Diels Alder hanya dapat
berlangsung jika diena terkonjugasi tersebut berada dalam bentuk
konformasi s-cis.
Reaksi ini melibatkan pemutusan satu ikatan π dari diena dan juga satu
ikatan ikatan π dienofil. Selain itu, reaksi ini juga melibatkan
pembentukan cincin (siklisasi) antara diena dan dienofil, sehingga
menghasilkan senyawa siklik, sebagaimana diilustrasikan pada Gambar
berikut.
Jika diena terkonjugasi tersebut berada dalam bentuk konformasi s-trans, maka reaksi masih dapat berlangsung dengan bantuan pemanasan. Ikatan tunggal C-C pada diena s-trans dapat mengalami rotasi dengan bantuan pemanasan, sehingga bentuk konformasi s-trans dapat berubah menjadi s-cis, sebagaimana dapat dilihat pada Gambar berikut.
Tidak semua diena terkonjugasi dengan konformasi s-trans dapat berubah menjadi s-cis. Pada sikloalkadiena s-trans dengan
salah satu ikatan π berada pada suatu cincin, sedangkan satu ikatan π
yang lain berada di luar cincin, rotasi ikatan tidak dapat terjadi,
sehinga reaksi Diels Alder tidak dapat berlangsung meskipun sudah
dibantu dengan pemanasan. Contoh s-trans alkadiena yang tidak dapat
mengalami perubahan konformasi dapat dilihat pada Gambar di bawah ini.
Mekanisme
reaksi Diels Alder dipengaruhi oleh kehadiran gugus pendorong elektron
pada diena dan gugus penarik elektron pada dienofil, sebagaimana
dijelaskan melalui gambar berikut.
Sikloalkadiena dengan konformasi s-cis dapat bereaksi dengan dienofil menghasilkan senyawa-senyawa bisiklik dengan konfigurasi Endo,sebagaimana dapat dilihat pada Gambar di bawah ini.
Pada
reaksi antara dienofil benzoquinon dengan 2 eqivalen diena, diena
tersebut dapat bereaksi dua kali, sebagaimana dijelaskan melalui Gambar
berikut.
Reaksi Diena terkonjugasi dengan Alkena
Diena terkonjugasi mengalami beberapa reaksi yang unik. Salah
satunya ditemukan pada tahun 1928 ketika Otto Diels dan Kurt Alder
menunjukkan bahwa banyak diena terkonjugasi mengalami reaksi adisi
dengan alkena atau alkuna tertentu. Jenis reaksi antara diena
terkonjugasi dan alkena tersubstitusi (umumnya dinamakan sebagai dienofil), membentuk sikloheksenatersubstitusidinamakan reaksi Diels-Alder. Atas penemuan ini mereka berhasil mendapatkan hadiah Nobel di bidang Kimia pada tahun 1950.
Reaksi Diels
Alder merupakan reaksi sikloadisi yang bergantung pada suhu dan
mekanismenya melibatkan tumpang tindih antara orbital sigma dan orbital
pi. Reaksi ini terjadi antara molekul dengan dua ikatan rangkap dua
terkonjugasi (diena) dan molekul dengan satu ikatan rangkap dua
(dienofil) serta menghasilkan dua ikatan karbon-karbon yang baru dan
satu molekul sikoheksana yang tidak jenuhdalam satu
langkah.
Gambar 6. Reaksi Diels - Alder
Reaksi Diels-Alder
adalah proses perisiklik, yang terjadi pada satu langkah dengan
pendistribusian kembali elektron ikatan secara melingkar (siklik). Dua
ikatan reaktan yang sederhana bersatu melalui keadaan transisi siklik
dan dua ikatan karbon baru terbentuk pada saat yang sama. Pada keadaan
transisi Diels- dua karbon alkena dan karbon 1,4 pada diena
terhibridisasi ulang dari sp2 menjadi sp3 untuk membentuk dua ikatan tungggal baru, sehingga karbon 2,3 pada diena terhibridisasi sp2 membentuk ikatan rangkap baru pada produk sikloheksena (Mc Murry, 2008).
Gambar 7. Perubahan hibridisasi pada reaksi Diels – Alder
Reaksi Diels – Alder
disebut juga sikloadisi (4 + 2) karena cincin terbentuk oleh interaksi 4
elektron π pada diena dan 2 elektron π pada alkena atau alkuna (Wade,
2006).
Dalam reaksi Diels – Alder, diena adalah gugus yang kaya elektron, sedang dienofil (diene – lover) adalah gugus yang miskin elektron.
Gambar 8. Mekanisme reaksi Diels – Alder
Reaksi
Diels – Alder akan terjadi lebih cepat jika dienofil mempunyai gugus
substituen penarik elektron, karena substituen penarik elektron ini
menyebabkan ikatan rangkap dua atau tiga dari dianofil menjadi
terpolarisasi positif. Berikut adalah gambar potensial elektrostatik
yang menunjukkan C ikatan rangkap berkurang kenegatifannya akibat
substituen penarik elektron.
Gambar
9. Potensial elektrostatik etilena, propenal dan propenanitril yang
menunjukkan adanya gugus penarik elektron menyebabkan C ikatan rangkap
berkurang kenegatifannya.
Contoh dienofil yang sering digunakan dalam reaksi Diels – Alder :
Saat diena berbentuk siklik, maka produk bisiklik akan diperoleh dalam reaksi Diels-Alder. Faktanya, reaksi ini adalah salah satu cara terbaik untuk membuat senyawa bisiklik.
Gambar 10. Pembentukan senyawa bisiklik dengan reaksi Diels - Alder
Sintesis indola Fischer
adalah sebuah reaksi kimia antara fenilhidrazina (bersubstituen) dengan aldehida atau keton di bawah kondisi asam yang menghasilkan heterolingkar aromatik indola.[1][2] Reaksi ini ditemukan pada tahun 1883 oleh Hermann Emil Fischer. Zaman sekarang, obat-obatan antimigrain sering disintesis menggunakan metode ini.
Pilihan penggunaan katalis asam sangatlah penting. Asam Bronsted seperti HCl, asam sulfat, asam fosfat, dan asam p-toluenasulfonat dapat digunakan. Asam Lewis seperti boron trifluorida, seng klorida, perak klorida, dan aluminium klorida juga merupakan katalis yang cukup baik.
Beberapa tinjauan terhadap reaksi ini telah dipublikasikan.
Mekanisme reaksi
Reaksi antara fenilhidrazina bersubstituen dengan aldehida atau keton pada awalnya menghasilkan fenilhidrazon, yang kemudian akan berisomerisasi menjadi enamina. Setelah protonasi, reaksi penataan ulang 3,3-sigmatropik tejadi, dan menghasilkan imina. Imina yang dihasilkan akan membentuk aminosetal siklik (amina), yang di bawah kondisi asam akan mengeliminasi amonia, menghasilkan indola aromatik.Kajian pelabelan isotopik menunjukkan bahwa nitrogen aril (N1) dari fenilhidrazina semula terkandung dalam indola yang dihasilkan.[6][7]
Modifikasi Buchwald
Dengan menggunakan kimia paladium yang dikembangkan MIT oleh Stephen Buchwald, sintesis indola Fischer dapat dilakukan dengan menggunakan aril bromida sebagai bahan awal.[8]Asam metanasulfonat juga dapat digunakan sebagai katalis asam pada reaksi ini
Permasalahan
1. Reaksi diels alders terjadi paling cepat jika senyawa alkena, atau dienophile, memiliki gugus subtituen penarik elektron. oleh karenanya, etilen sendiri akan berekasi dengan lambat, tetapi propenal, etil propenoat, benzoquinon , dan senyawa yang mirip sangat lah tinggi reaktivitasnya. dari hal tersebut apakah yang terjadi jika pada reaski ini tidak dimilki gugus substituen?
2.
Reaksi antara fenilhidrazina bersubstituen dengan aldehida atau keton pada awalnya menghasilkan fenilhidrazon, yang kemudian akan berisomerisasi menjadi enamina. Setelah protonasi, reaksi penataan ulang 3,3-sigmatropik tejadi, dan menghasilkan imina. Imina yang dihasilkan akan membentuk aminosetal siklik (amina), yang di bawah kondisi asam akan mengeliminasi amonia, menghasilkan indola aromatik. dari hal tersebut , bagaimana jika berada pada keadaan asam ,apa produk yang dihasilkan?
3.
dalam artikel dijelaskan jika
reaksi Diels Alder hanya dapat berlangsung jika diena terkonjugasi tersebut
berada dalam bentuk konformasi s-cis. bagaimana jika dalam trans,
apakah tidak akan terjadi reaksi?
No 3.
ReplyDeletereaksi Diels Alder hanya dapat berlangsung jika diena terkonjugasi tersebut berada dalam bentuk konformasi s-cis. Reaksi ini melibatkan pemutusan satu ikatan π dari diena dan juga satu ikatan ikatan π dienofil. Selain itu, reaksi ini juga melibatkan pembentukan cincin (siklisasi) antara diena dan dienofil, sehingga menghasilkan senyawa siklik, sebagaimana diilustrasikan pada Gambar berikut.
Jika diena terkonjugasi tersebut berada dalam bentuk konformasi s-trans, maka reaksi masih dapat berlangsung dengan bantuan pemanasan. Ikatan tunggal C-C pada diena s-trans dapat mengalami rotasi dengan bantuan pemanasan, sehingga bentuk konformasi s-trans dapat berubah menjadi s-cis, sebagaimana dapat dilihat pada Gambar berikut.
Tidak semua diena terkonjugasi dengan konformasi s-trans dapat berubah menjadi s-cis. Pada sikloalkadiena s-trans dengan salah satu ikatan π berada pada suatu cincin, sedangkan satu ikatan π yang lain berada di luar cincin, rotasi ikatan tidak dapat terjadi, sehinga reaksi Diels Alder tidak dapat berlangsung meskipun sudah dibantu dengan pemanasan.
No 3 Jika diena terkonjugasi tersebut berada dalam bentuk konformasi s-trans, maka reaksi masih dapat berlangsung dengan bantuan pemanasan. Ikatan tunggal C-C pada diena s-trans dapat mengalami rotasi dengan bantuan pemanasan, sehingga bentuk konformasi s-trans dapat berubah menjadi s-cis, sebagaimana dapat dilihat pada Gambar berikut.
ReplyDeleteTidak semua diena terkonjugasi dengan konformasi s-trans dapat berubah menjadi s-cis. Pada sikloalkadiena s-trans dengan salah satu ikatan π berada pada suatu cincin, sedangkan satu ikatan π yang lain berada di luar cincin, rotasi ikatan tidak dapat terjadi, sehinga reaksi Diels Alder tidak dapat berlangsung meskipun sudah dibantu dengan pemanasan.
Saya akan mencoba menjawab permasalahan no 1
ReplyDeleteReaksi di atas dianamakan reaksi sikloadisi Diels-Alder. dalam reaksi ini membentuk 2 ikatan karbon - karbon dalam satu tahap dan merupakan metode umum untuk membuat molekul siklik. Dalam reaksi ini, 2 reaktan bereaksi bersama sama melalui bentuk transisi siklik yang mana dua ikatan C-C baru terbentuk dalam waktu yang sama.
Reaksi ini terjadi paling cepat jika senyawa alkena, atau dienophile, memiliki gugus subtituen penarik elektron. oleh karenanya, etilen sendiri akan berekasi dengan lambat, tetapi propenal, etil propenoat, benzoquinon , dan senyawa yang mirip sangat lah tinggi reaktivitasnya.
Pada semua kasus, ikatan rangap 2 ataupun tiga dari dienophile berdekatan ke karbon yang terpolarisasi positif dari substitueun penarik elektron. sebagai hasilnya, karbon rangkap 2 pada substansi ini menjadi kurang kaya elektron diabndingkan karbon pada etilen. Jadi, potensial elektrostatik dari etilen, propenal, dll menunjukkan bahwa gugus penarik elektron menyebabkan karbon ikatan rangkap 2 menjadi kurang kaya elektron
Saya akan menjawab no 2 Reaksi antara fenilhidrazina bersubstituen dengan aldehida atau keton pada awalnya menghasilkan fenilhidrazon, yang kemudian akan berisomerisasi menjadi enamina. Setelah protonasi, reaksi penataan ulang 3,3-sigmatropik tejadi, dan menghasilkan imina. Imina yang dihasilkan akan membentuk aminosetal siklik (amina), yang di bawah kondisi asam akan mengeliminasi amonia, menghasilkan indola aromatik.
ReplyDeleteThe mechanism of the Fischer indole synthesis
Kajian pelabelan isotopik menunjukkan bahwa nitrogen aril (N1) dari fenilhidrazina semula terkandung dalam indola yang dihasilkan.[6][7]
Modifikasi Buchwald
Dengan menggunakan kimia paladium yang dikembangkan MIT oleh Stephen Buchwald, sintesis indola Fischer dapat dilakukan dengan menggunakan aril bromida sebagai bahan awal.
Saya akan mencoba menjawab permasalahan yang ke1 Pada semua kasus, ikatan rangap 2 ataupun tiga dari dienophile berdekatan ke karbon yang terpolarisasi positif dari substitueun penarik elektron. sebagai hasilnya, karbon rangkap 2 pada substansi ini menjadi kurang kaya elektron diabndingkan karbon pada etilen. Jadi, potensial elektrostatik dari etilen, propenal, dll menunjukkan bahwa gugus penarik elektron menyebabkan karbon ikatan rangkap 2 menjadi kurang kaya elektron
ReplyDelete2. Reaksi antara fenilhidrazina bersubstituen dengan aldehida atau keton pada awalnya menghasilkan fenilhidrazon, yang kemudian akan berisomerisasi menjadi enamina. Setelah protonasi, reaksi penataan ulang 3,3-sigmatropik tejadi, dan menghasilkan imina. Imina yang dihasilkan akan membentuk aminosetal siklik (amina), yang di bawah kondisi asam akan mengeliminasi amonia, menghasilkan indola aromatik.
ReplyDeleteNo 3 Jika diena terkonjugasi tersebut berada dalam bentuk konformasi s-trans, maka reaksi masih dapat berlangsung dengan bantuan pemanasan. Ikatan tunggal C-C pada diena s-trans dapat mengalami rotasi dengan bantuan pemanasan, sehingga bentuk konformasi s-trans dapat berubah menjadi s-cis, sebagaimana dapat dilihat pada Gambar berikut.
ReplyDeleteTidak semua diena terkonjugasi dengan konformasi s-trans dapat berubah menjadi s-cis.
No 3 Jika diena terkonjugasi tersebut berada dalam bentuk konformasi s-trans, maka reaksi masih dapat berlangsung dengan bantuan pemanasan. Ikatan tunggal C-C pada diena s-trans dapat mengalami rotasi dengan bantuan pemanasan, sehingga bentuk konformasi s-trans dapat berubah menjadi s-cis, sebagaimana dapat dilihat pada Gambar berikut.
ReplyDeleteTidak semua diena terkonjugasi dengan konformasi s-trans dapat berubah menjadi s-cis. Pada sikloalkadiena s-trans dengan salah satu ikatan π berada pada suatu cincin, sedangkan satu ikatan π yang lain berada di luar cincin, rotasi ikatan tidak dapat terjadi, sehinga reaksi Diels Alder tidak dapat berlangsung meskipun sudah dibantu dengan pemanasan.
Saya akan menjawab no 1.
ReplyDeleteReaksi ini terjadi paling cepat jika senyawa alkena, atau dienophile, memiliki gugus subtituen penarik elektron. oleh karenanya, etilen sendiri akan berekasi dengan lambat, tetapi propenal, etil propenoat, benzoquinon , dan senyawa yang mirip sangat lah tinggi reaktivitasnya.
Pada semua kasus, ikatan rangap 2 ataupun tiga dari dienophile berdekatan ke karbon yang terpolarisasi positif dari substitueun penarik elektron. sebagai hasilnya, karbon rangkap 2 pada substansi ini menjadi kurang kaya elektron diabndingkan karbon pada etilen. Jadi, potensial elektrostatik dari etilen, propenal, dll menunjukkan bahwa gugus penarik elektron menyebabkan karbon ikatan rangkap 2 menjadi kurang kaya elektron
No 3 Jika diena terkonjugasi tersebut berada dalam bentuk konformasi s-trans, maka reaksi masih dapat berlangsung dengan bantuan pemanasan. Ikatan tunggal C-C pada diena s-trans dapat mengalami rotasi dengan bantuan pemanasan, sehingga bentuk konformasi s-trans dapat berubah menjadi s-cis, sebagaimana dapat dilihat pada Gambar berikut.
ReplyDeleteTidak semua diena terkonjugasi dengan konformasi s-trans dapat berubah menjadi s-cis. Pada sikloalkadiena s-trans dengan salah satu ikatan π berada pada suatu cincin, sedangkan satu ikatan π yang lain berada di luar cincin, rotasi ikatan tidak dapat terjadi, sehinga reaksi Diels Alder tidak dapat berlangsung meskipun sudah dibantu dengan pemanasan.
Saya akan menjawab no 2 Reaksi antara fenilhidrazina bersubstituen dengan aldehida atau keton pada awalnya menghasilkan fenilhidrazon, yang kemudian akan berisomerisasi menjadi enamina. Setelah protonasi, reaksi penataan ulang 3,3-sigmatropik tejadi, dan menghasilkan imina. Imina yang dihasilkan akan membentuk aminosetal siklik (amina), yang di bawah kondisi asam akan mengeliminasi amonia, menghasilkan indola aromatik.
ReplyDeleteThe mechanism of the Fischer indole synthesis
Kajian pelabelan isotopik menunjukkan bahwa nitrogen aril (N1) dari fenilhidrazina semula terkandung dalam indola yang dihasilkan.[6][7]
Modifikasi Buchwald
Dengan menggunakan kimia paladium yang dikembangkan MIT oleh Stephen Buchwald, sintesis indola Fischer dapat dilakukan dengan menggunakan aril bromida sebagai bahan awal.