Proses
kimia merupakan cabang dari kimia farmasi yang berhubungan dengan pengembangan
dan optimasi dari skema sintesis dan prosedur percontohan untuk memproduksi
senyawa dalam mengembangkan obat. Proses kimia berbeda dengan kimia medis,
dimana merupakan cabang kimia farmasi yang berperan dalam merancang dan
mensintesis molekul pada fase penemuan obat awal.
Efisiensi biaya adalah sangat penting dalam proses
kimia dan, akibatnya, adalah fokus dalam pertimbangan rute sintetis pabrik
percontohan. Substansi obat yang diproduksi, sebelum formulasi, biasanya
disebut sebagai bahan farmasi aktif (API) dan akan disebut demikian di sini.
Biaya produksi API dapat dibagi menjadi dua komponen: “biaya material” dan
“biaya konversi.” [2] Dampak ekologi dan lingkungan dari proses sintetis juga
harus dievaluasi dengan metrik yang tepat (misalnya EcoScale).
Proses
kimia sering digambarkan sebagai peningkatan reaksi, menggunakan jumlah kecil
yang dilakukan di laboratorium menjadi jumlah yang lebih besar yang diperlukan
untuk pengujian lebih lanjut, dan untuk produksi komersial.
Proses kimia membutuhkan perpaduan
antara pengetahuan teoretis dan praktis. Selain menciptakan produk yang
diinginkan, ahli proses kimia harus selalu mengatur biaya menjaga keselamatan. Sebagai contoh, mencoba
untuk menghindari mutagen dan karsinogen (atau menggunakannya di awal sintesis
sehingga dapat dibersihkan sebelum produk akhir) dan menggunakan reagen mahal
hanya nanti dalam proses (ketika ada lebih sedikit limbah). Kimia yang
berkelanjutan (atau green) semakin penting dan menambah tingkat kompleksitas
lain pada sistem.
KIMIA PROSES
Kimia proses merupakan suatu
bidang ilmu di mana sebagian besar mengupayakan untuk memasukkan atau
menyisipkan kimia hijau (green chemistry) atau hasil yang ramah lingkungan pada
teknologi saat ini. Yang dimaksudkan dengan process chemistry (kimia proses) bukanlah
chemical process (proses kimia). Dimana maksud dan tujuan dari process
chemistry merupakan mempelajari suatu bidang ilmu, sedangkan chemical process
merupakan suatu metode dalam pengubahan senyawa kimia.
Kimia proses
melibatkan pengembangan proses yang praktis, aman dan hemat biaya untuk
sintesis senyawa pada skala yang lebih besar (kg hingga beberapa ton) yang
telah dipilih untuk memajukan kimia medis. Oleh karena itu mereka umumnya
bekerja pada molekul target tunggal dan menentukan rute terbaik ke target itu.
Gambar di bawah ini merangkum tahap-tahap kunci dalam kimia proses untuk
pengembangan bahan farmasi aktif (API).
Secara sempit kimia proses dapat
diartikan sebagai cabang kimia farmasi yang tugasnya didefinisikan sebagai
desain dan penerapan sintesis organik praktis untuk mendukung pengembangan obat
dan mengembangkan metode sintetis untuk mendukung kampanye kimia proses dengan
melakukanlah hal-hal sebagai berikut :
-
Desain sintesis praktis dan prosedur manufaktur
-
Menyiapkan jumlah besar obat API untuk mendukung
pengembangan awal
-
Beroperasi dalam segudang persyaratan peraturan
yang berkembangan dalam menganalisis pengotor atau parameter tingkat rendah dan
kinetika, kapan / proses apa yang berubah, garis waktu terkompresi.
Kegiatan ini umumnya mengacu
pada desain dan pengembangan rute sintetis untuk bahan kimia, khususnya molekul
relavan farmasi, yang akhirnya dapat digunakan untuk memproduksi pada skala
komersial. Menyediakan bahan untuk memungkinkan pengembangan klinis dan
pengetahuan proses kimia yang terakumulasi untuk mengatur kerangka kerja umum
di mana proses kimiawan menyeimbangkan dan memprioritaskan penelitian mereka.
Kimia kombinatorial terdiri dari metode sintetis kimia yang memungkinkan untuk menyiapkan sejumlah besar (puluhan hingga ribuan atau bahkan jutaan) senyawa dalam satu proses. Senyawa ini dapat dibuat sebagai campuran, suatu senyawa atau struktur kimia yang dihasilkan menggunakan perangkat lunak komputer. Kimia kombinatorial dapat digunakan untuk sintesis molekul kecil dan untuk peptida.
Kimia kombinatorial mulai digunakan oleh industri pada tahun 1990-an. Namun sebenarnya,perkembangannya sudah dimulai pada tahun 1960-an ada penelitian tentang sintesis fase padat dari peptide, komponen protein oleh Robert Bruce Merrifield dari Rockfeller University. Kemudian teknik sintesis ini dikembangkan lebih lanjut oleh H.Maro Geysen pada tahun 1980-an.
Kimiakombinatorial telah berkembang dan mempercepat proses sintesis bahan-bahan kimia. Dalam kimiakombinatorial, zat-zat kimia tidak direaksikan satuper satu sebagaimana dilakukan pada awalnya (caratradisional), tetapi direaksikan secara bersamaan danmenghasilkan molekul baru hasil sintesis dalamjumlah besar yang meningkat secara eksponesial.Penggunaan kaidah menghitung memungkinkananalisis terhadap kemungkinan jumlah yang dapat dihasilkan melalui suatu proses sintesis. Kimiakombinatorial paling besar manfaatnya di bidangfarmasi. Ilmu komputer juga berpengaruh terhadapkimia kombinatorial di bidang ini
Dalam menghitung semua kemungkinan pengaturanobjek secara kombinatorial, ada dua kaidah dasarpenghitungan, yaitu:
- Kaidah perkalian (rule of product ): Misalnya ada dua buah percobaan yang dilakukan secara bersamaan, yaitu percobaan 1 dengan hasil sejumlah N1dan percobaan 2 dengan hasil sejumlah N2, jumlah seluruh kemungkinan adalah
N1xN2
- Kaidah penjumlahan (rule of sum): Sama seperti contoh sebelumnya, dimisalkan ada dua buah percobaan, percobaan 1 dan percobaan 2, dengan hasil masing-masing sejumlah N1 dan N2, tetapi hanya salah satu dari kedua percobaan yang dilakukan. Dalam hal ini, jumlah seluruh kemungkinan adalah
Kaidah menghitung ini dapat diperluas untuk lebih dari dua percobaan yang saling lepas, yaitu dengan perkalian atau penjumlahan berulang sebanyak jumlah percobaan yang dilakukan, yaitu N 1× N 2 × …× Nn
untuk kaidah perkalian, dan
N 1+ N 2+ …+ Nn
untuk kaidah penjumlahan.
BERBAGAI REAKSI KIMIA
Sintesis kimia berawal dari reaksi-reaksi kimia. Ada berbagai reaksi kimia berdasarkan jenisnya, seperti misalnya 3.1 Reaksi Asam-Basa Reaksi ini melibatkan senyawa dengan dua sifat yang berlawanan, yakni asam dan basa. Ada tiga teori untuk menjelaskan perbedaan antara asam dan basa, yaitu
Menurut teori Arrhenius, reaksi asam-basa berlangsung di dalam air (H2O). Persamaan secara umumnya asam + basa → garam + H 2O
Sebagai contoh, reaksi antara asam hidroklorida, HCl, dengan natrium hidroksida (NaOH), yang bersifat basa, dituliskan sebagai
HCl (aq) + NaOH (aq) → NaCl(aq) + H2 O
Karena hasil reaksi, yaitu air, bersifat netral (keasamannya), reaksi ini disebut reaksi netralisasi. Karena asam dan basa mengion seluruhnya, dalam hal ini, ion natrium (Na+ ) dan klorida (Cl–) berperan sebagai ion pengamat (spectator ions), sehingga dapat diabaikan.
Reaksi Reduksi-Oksidasi
Reaksi ini melibatkan perpindahan elektron pada pereaksinya, dari reaksi ini, dari pertukaran elektron ini, dapat terbentuk (beberapa) zat baru. Reaksi reduksi adalah reaksi yang melibatkan penerimaan elektron pada suatu atom atau senyawa, sementara reaksi oksidasi adalah reaksi yang melibatkan pelepasan elektron.
Agar dapat berlangsung, sintesis fase padat memerlukan beberapa komponen, yaitu
- Bahan polimer yang inert (tidak tergantung) terhadap kondisi sintesis
- Pengait substrat (zat-zat yang direaksikan)
- Strategi perlindungan untuk dapat melakukan proteksi atau deproteksi secara selektif terhadap gugus-gugus reaktif
Aplikasi dan Perkembangan Kimia Kombinatorial
Manfaat terbesar dari kimia kombinatorial adalah penemuan bahan-bahan baru, khususnya di bidang farmasi. Proses pembuatan bahan obat-obatan dapat melibatkan proses pemisahan maya (virtual screening), yaitu menggunakan simulasi dengan bantuan komputer, juga pemisahan secara nyata (real), yang dilakukan secara eksperimen
dia.
KIMIA KOMBINATORIAL
Pengertian dan
Sejarah Singkat
Kimia kombinatorial merupakan
suatu pendekatan dalam ilmu kimia yang melibatkan sintesis berbagai jenis
molekul yang berjumlah banyak tetapi erat terkait satu sama lain. Proses ini
dibantu oleh simulasi dengan komputer dan peralatan robotik. Kimia
kombinatorial mulai digunakan oleh industri pada tahun 1990-an. Namun
sebenarnya, perkembangannya sudah dimulai pada tahun 1960-an, pada penelitian
tentang sintesis fase padat dari peptida, komponen protein, oleh Robert Bruce
Merrifield dari Rockfeller University. Kemudian, teknik sintesis ini
dikembangkan lebih lanjut oleh H. Mario Geysen pada tahun 1980-an.
Proses Tradisional
dan Proses Kimia Kombinatorial
Yang membedakan proses sintesis
kimia secara tradisional dengan proses secara kombinatorial adalah bahwa dalam
proses dengan kimia kombinatorial, pereaksi (reaktan) direaksikan bersama-sama,
dan membentuk banyak hasil reaksi dari reaksi kimia yang berbeda-beda. Perbandingan
antara proses sintesis kimia secara tradisional dan kombinatorial dapat
diilustrasikan sebagai berikut.
Pada sintesis secara tradisional, sesuai pada contoh di
atas, dimisalkan senyawa A direaksikan dengan senyawa B membentuk senyawa AB.
Reaksi dilakukan satu demi satu. Sementara itu, pada sintesis secara
kombinatorial, dimungkinkan untuk membuat setiap kombinasi yang memungkinkan,
mulai dari A1 hingga An, dengan B1 hingga Bn.
Teknik sintesis kimia secara kombinatorial dapat dibuat dalam campuran (bersatu
tetapi susunan kimianya masih terpisah secara kimiawi) atau sintesis fase
padat.
Proses Sintesis
Kombinatorial pada Fase Padat
Sintesis fase padat dianggap
sebagai awal perkembangan kimia kombinatorial. Hal ini telah berkontribusi
dalam penemuan bahan-bahan baru di bidang obat-obatan, katalisator (pemercepat
reaksi), atau penemuan bahan-bahan alam. Sintesis ini merupakan sintesis
organik dengan menggunakan bahan pendukung dalam wujud padat. Agar dapat
berlangsung, sintesis fase padat memerlukan beberapa komponen, yaitu
1.
Bahan polimer yang inert (tidak tergantung)
terhadap kondisi sintesis
2.
Pengait substrat (zat-zat yang direaksikan)
3.
Strategi perlindungan untuk dapat melakukan
proteksi atau deproteksi secara selektif terhadap gugus-gugus reaktif
Sintesis kimia secara kombinatorial pada fase padat
memanfaatkan suatu proses yang dinamakan sebagai sintesis “campur dan pisahkan”.
Proses ini dilakukan dengan membagi bahan pendukung reaksi berupa resin ke
dalam beberapa porsi. Setelah itu, tiap-tiap porsi dimasukkan ke dalam
masing-masing pereaksi untuk mengaktifkan pereaksi. Setelah reaksi pengaktifan
selesai, dilakukan pencucian untuk membersihkan sisa-sisa pereaksi sisa
berlebih. Kemudian, porsi-porsi tersebut dicampurkan secara merata. Setelah
proses pencampuran, hasil reaksinya kemudian boleh jadi dipisah-pisahkan lagi
ke dalam sejumlah porsi. Reaksi dalam sintesis ini menghasilkan jumlah yang
lengkap dari senyawa-senyawa dimer (senyawa yang strukturnya merupakan gabungan
dari dua buah komponen penyusun) yang mungkin terbentuk. Jika dimisalkan
terdapat X buah komponen (senyawa) yang direaksikan melalui proses yang telah
disebutkan sebelumnya, jumlah dimer yang terbentuk adalah
X × X (1)
Jumlah tersebut sesuai dengan aturan perkalian, yang telah
disebutkan sebelumnya. Jika proses diulangi sebanyak n kali dengan mereaksikan
hasil reaksi sebelumnya dengan komponen satuannya (yang berjumlah X), hasil
reaksi yang terbentuk meningkat secara eksponensial, yaitu
Xn (2)
Rumus pada persamaan 2 tersebut sebenarnya merupakan
perluasan dari kaidah perkalian, yang juga telah disebutkan sebelumnya. Hal ini
menunjukkan bahwa hanya dengan beberapa langkah reaksi, dapat terbentuk banyak
ragam molekul yang susunannya berbeda tetapi mirip.
Proses Sintesis
Kombinatorial dengan Larutan
Selain sintesis fase padat, ada
pula sintesis kombinatorial yang dilakukan pada larutan. Hal ini dilakukan
untuk mengatasi keterbatasan pada sintesis fase padat. Keterbatasan/kekurangan
sintesis fase padat untuk sintesis secara kombinatorial, antara lain bahan
kimia yang berwujud padat terbatas dan terdapat kesulitan pada saat memantau
sejauh mana reaksi berlangsung ketika substrat (bagian yang menjadi perhatian
dari reaktan) dan hasil reaksi terkait pada bahan berfase padat. Kelebihan lain
dari sintesis dengan larutan adalah tidak diperlukannya bahan-bahan yang
menjadi prasyarat untuk melakukan sintesis pada fase padat. Proses sintesis
secara tradisional melibatkan reaksi secara bertahap. Hasil reaksi
dikarakterisasi dan dimurnikan terlebih dahulu, kemudian melalui proses screening (pemisahan). Setelah
pemisahan, tahap ini dapat dilakukan lagi secara berulang untuk membangun
senyawa analog (senyawa yang berbeda jenis tetapi serupa) lainnya.
Sementara itu, pada sintesis secara kombinatorial, yang
berlangsung secara paralel, substrat bereaksi dengan sejumlah reaktan lainnya
membentuk hasil reaksi sejumlah tertentu. Kumpulan ini kemudian melalui proses screening, pemisahan molekul-molekulnya,
umumnya tanpa melalui proses pemurnian. Karakterisasi juga dilakukan, tetapi
secara lebih minimum. Saringan yang digunakan untuk screening ini memiliki keluaran lebih besar daripada yang digunakan
pada sintesis secara tradisional.
Seperti pada sintesis kombinatorial pada fase padat,
sintesis larutan secara kombinatorial juga mempercepat pembentukan
senyawa-senyawa baru. Terlihat dari gambar, bahwa pada saat yang bersamaan,
dapat dihasilkan tiga macam hasil reaksi. Setelah terbentuknya hasil reaksi,
karena yang bereaksi pada tahapan selanjutnya adalah kumpulan substrat, hasil
reaksi pada tahap berikutnya juga meningkat jumlahnya secara eksponensial.
Prinsip dasar dari kimia
kombinatorial adalah membuat senyawa yang berbeda dalam jumlah besar dalam
waktu bersamaan, dibandingkan mensintesis senyawa secara konvensioal satu
persatu dan mengidentifikasi senyawa yang paling menjanjikan untuk pengembangan
berikutnya.
Karakteristik dari sintesis
kombinatorial yaitu dapat menghasikan senyawa yang berbeda secara simultan
dibawah kondisi reaksi yang sama dengan cara sistematik, sehingga produk dari
semua kombinasi yang mungkin dari starting material akan diperoleh sekaligus. Kumpulan
dari senyawa akhir yang disintesis disebut sebagai combinatorial library.
(A) Secara umum, dalam sintesis
konvensional mensintesis satu starting material A dengan reagen B untuk
menghasilkan AB, (B) sintesis kombinatorial berbeda jenis jenis building block : A (A1-An) ditreat
secara simultan dengan building blok yang berbeda jenis dari B (B1-Bn) berdasarkan
prinsip kombinatorial misalnya setiap starting material A bereaksi secara
terpisah dengan semua reagen B menghasilkan combinarotial library A1-nB1-n.
Kimia kombinatorial berdasarkan pada
efisiensi, sintesis parallel pada banyak senyawa kimia yang dapat dihasilkan
dalam suatu library dibandingkan jumlah tahap yang digunakan dalam sintesis. Inti dari sintesis kombinatorial yaitu
kemampuan dalam menghasilkan sejumlah besar senyawa kimia dengan sangat cepat.
Kimia kombinatorial juga dimulai dari suatu penilaian ulang metode tradisional
dari sintesis organic.
Combinatorial libraries
Definisinya yaitu kumpulan akhir dari
senyawa yang disintesis. Ukurannya tergantung pada jumlah building block yang
digunakan per reaksi dan jumlah tahapan reaksi, dimana suatu building block baru
terbentuk. Pada umumnya terdiri dari 102 hingga 105 senyawa.
Sintesis paralel
melibatkan terjadinya
beberapa reaksi,
masing-masing dalam wadah terpisah, sekaligus bukan secara seri. Seperti metode split
and pool, itu menghasilkan produksi beberapa senyawa pada saat yang bersamaan.
Namun, tidak
seperti split pool, sintesis
paralel menghasilkan senyawa individu, bukan campuran. Pada sintesis paralel, setiap senyawa
disiapkan secara independen. Suatu reaktan merupakan yang pertama berikatan
dengan permukaan polymer bead, lalu ditempatkan pada sumur kecil di piring kaca
96-well.
Eksekusi reaksi kimia membutuhkan
waktu dan selama waktu itu tidak hanya satu tetapi serangkaian reaksi dapat
direalisasikan. Setiap reaksi sintetis dimulai dalam bejana
reaksi yang berbeda dan semua operasi yang diperlukan dijalankan secara paralel.
Kelima pemangkas disintesis pada solid
support (P) dalam bejana reaksi 1 sampai 5. Pada akhir sintesis, masing-masing
trimer dipisah dari penopang secara satu per satu dan dikumpulkan di salah satu
dari lima bejana yang ditujukan untuk menyimpan produk akhir. Gambar tersebut menunjukkan bahwa dalam sintesis paralel jumlah
bejana reaksi sama dengan jumlah senyawa yang harus disiapkan. Jumlah operasi secara praktis sama seperti dalam sintesis satu
per satu dari senyawa yang sama karena pelarut dan pereaksi harus dipindahkan secara
bersambung ke setiap bejana reaksi. Keuntungan sebenarnya adalah waktu reaksi untuk
mensintesis senyawa 5 hampir sama dengan menyiapkan satu senyawa. Rangkaian senyawa yang disiapkan oleh paralel dan metode
kombinatorial lainnya disebut compound libraries.
Manfaat sintesis paralel yaitu
menciptakan senyawa secara individual dan di dalam bejana masing-masing. Dengan demikian identitas produk sudah diketahui, berarti langkah
dekonvolusi yang memakan waktu dan mahal dilewati. Namun, jumlah bejana yang dibutuhkan untuk proses ini banyak, dan
jumlah reaksi yang dilakukan bahkan lebih besar.
Sintesis fasa padat secara
tradisional merupakan teknik yang paling populer, tetapi teknik baru untuk
sintesis fasa solusi kini muncul. Dalam sintesis fase padat, senyawa awal melekat
pada bead resin yang tidak larut. Ada berbagai jenis penghubung yang digunakan untuk ini. Bahan resin yang paling sering digunakan dalam
kimia kombinatorial adalah polistirena yaitu 1-2% divinylbenzene. Reagen ditambahkan ke larutan, dan produk yang
dihasilkan dapat diisolasi dengan penyaringan sederhana, yang menjebak bead sementara
reagen berlebih dicuci. Kemudahan isolasi ini adalah salah satu
keuntungan terbesar sintesis fase padat. Ini membuatnya sangat berguna untuk reaksi
multi-step, karena intermediet yang dihasilkan dari setiap langkah dapat
diisolasi dengan cepat menggunakan metode ini.
Penggunaan sintesis fase solution
sedang meningkat, dengan beberapa teknik yang tersedia. Tantangan terbesar dengan sintesis fase solution adalah isolasi
produk, dan cara mengotomatisasi ini. Resin pertukaran ion saat ini digunakan. Ini menghapus produk sampingan dan karena itu menghilangkan
kebutuhan dalam perkerjaan berair. Fase-kimia fluor adalah metode lain yang
memudahkan ekstraksi produk akhir. Senyawa awal memiliki gugus perflourinated yang
melekat padanya. Setelah reaksi selesai, produk dapat diisolasi
dengan menggunakan pelarut fluorokarbon, yang secara khusus akan diekstraksi
oleh senyawa tersebut. Penghapusan kelompok perfluorinated menghasilkan
produk akhir yang diinginkan.
Permasalahan :
1. Dalam kimiakombinatorial, zat-zat kimia tidak direaksikan satuper satu sebagaimana dilakukan pada awalnya (caratradisional), tetapi direaksikan secara bersamaan danmenghasilkan molekul baru hasil sintesis dalamjumlah besar yang meningkat secara e., jadi apakah zat2 kimia tersebut dapat direaksikan dengan cara cara kombinatorial tersebut, bagaimana jika senyawa senyawa yang rentan atau zat yang mudah meledak?
2. bahan kimia yang berwujud padat terbatas dan terdapat kesulitan pada saat memantau sejauh mana reaksi berlangsung ketika substrat (bagian yang menjadi perhatian dari reaktan) dan hasil reaksi terkait pada bahan berfase padat. apakah jika kombinatorial antara fase padat dan larutan , apakah kendala yang akan terjadi jika hal itu terjadi?
3. di jelaskan jika Metode komputasi pada virtual screening dalam pembuatan obat-obatan dapat dimanfaatkan sebagai alat bantu prediksi atau simulasi bagaimana suatu senyawa tertentu bereaksi dengan protein sasaran tertentu. Simulasi dengan komputer ini berguna, khususnya dalam membuat hipotesis atau merencanakan penyempurnaaan terhadap bahan obatobatan yang sudah ada.
apakah simulasi dengan menggunakan komputer dapat dipercayakan , jika terjadi kesalahan ?
4. Dalam sintesis fase padat, senyawa awal melekat pada bead resin yang tidak larut. Ada berbagai jenis penghubung yang digunakan untuk ini. Bahan resin yang paling sering digunakan dalam kimia kombinatorial adalah polistirena yaitu 1-2% divinylbenzene., mengapa polistirena ini sangat sering digunakan , apa sifat sifat dari polistriena sehingga sangat penting dalam sintesis fase padat ini?
Permasalahan :
1. Dalam kimiakombinatorial, zat-zat kimia tidak direaksikan satuper satu sebagaimana dilakukan pada awalnya (caratradisional), tetapi direaksikan secara bersamaan danmenghasilkan molekul baru hasil sintesis dalamjumlah besar yang meningkat secara e., jadi apakah zat2 kimia tersebut dapat direaksikan dengan cara cara kombinatorial tersebut, bagaimana jika senyawa senyawa yang rentan atau zat yang mudah meledak?
2. bahan kimia yang berwujud padat terbatas dan terdapat kesulitan pada saat memantau sejauh mana reaksi berlangsung ketika substrat (bagian yang menjadi perhatian dari reaktan) dan hasil reaksi terkait pada bahan berfase padat. apakah jika kombinatorial antara fase padat dan larutan , apakah kendala yang akan terjadi jika hal itu terjadi?
3. di jelaskan jika Metode komputasi pada virtual screening dalam pembuatan obat-obatan dapat dimanfaatkan sebagai alat bantu prediksi atau simulasi bagaimana suatu senyawa tertentu bereaksi dengan protein sasaran tertentu. Simulasi dengan komputer ini berguna, khususnya dalam membuat hipotesis atau merencanakan penyempurnaaan terhadap bahan obatobatan yang sudah ada.
apakah simulasi dengan menggunakan komputer dapat dipercayakan , jika terjadi kesalahan ?
4. Dalam sintesis fase padat, senyawa awal melekat pada bead resin yang tidak larut. Ada berbagai jenis penghubung yang digunakan untuk ini. Bahan resin yang paling sering digunakan dalam kimia kombinatorial adalah polistirena yaitu 1-2% divinylbenzene., mengapa polistirena ini sangat sering digunakan , apa sifat sifat dari polistriena sehingga sangat penting dalam sintesis fase padat ini?